Untukitu Allah Swt. berfirman: dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. (Al-Isra: 23) Yakni Allah memerintahkan kepadamu untuk berbuat baik kepada ibu bapakmu. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
IsiKandungan Surat Al Isra ayat 23-24. Allah memerintahkan kepada kita agar kita selalu berbakti dan menghormati kedua orang tua. Jangan sekali-kali menghardik keduanya, berkatalah dengan perkataan yang baik dan lembut terlebih jika keduanya sudah berusia lanjut.
ContohProposal Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Dan Download File docx Nya - Kumpulan Proposal dan Surat Terlengkap Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Surat: Al-Isra Ayat 1). Pesa yang di bawa pada peristiwa Isra Mi'raj itu menunjukan hidup harus terus melakukan perubahan yang lebih baik, hidup harus
AlIsrāʾ (Arabic: الإسراء; meaning: The Night Journey), also known as Banī Isrāʾīl (Arabic: بني إسرائيل; meaning: The Children of Israel) is the 17th chapter of the Quran, with 111 verses ().The word Isra' refers to the "night journey" of the prophet Muhammad.This sura is part of a series al-Musabbihat surahs because it begins with the glorification of God.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnyaSurat Al-Isra’ adalah surat yang diturunkan di Makkah dengan total 111 ayat. Surat ini secara umum menceritakan tentang Bani Israil yang merupakan bangsa besar pada awalnya, namun kemudian runtuh karena ajaran yang diajarkan didalamnya menyimpang dari ajaran Allah. Surat ini juga mengajarkan pada umat muslim untuk selalu beriman kepadaNya. Berikut adalah beberapa pokok bahasan pada surat Al-Isra’. Ketika hari penghakiman tiba, setiap manusia akan mendapatkan perhitungannya masing-masing dan mereka akan diberi kitab yang menunjukkan amal perbuatan selama hidup. Ketika ada umat muslim yang membimbing sesama umat muslim sebenarnya mereka telah membimbing dirinya sendiri dan ketika mereka mengikuti perbuatan yang menjadikan dirinya tersesat maka dosa yang ditanggungnya akan cukup berat. Allah adalah Maha Pengampun yang mau memaafkan kesalahan para hambaNya yang ingin bertobat. Namun ketika hamba tersebut kembali mengulang kesalahannya, maka tidak ada pengampunan yang diberikan selain siksa yang pedih. Allah SWT tidak menyukai segala hal yang berlebihan dan boros, karena sesungguhnya manusia yang hidup dalam pemborosan adalah saudara dari setan. Allah juga tidak menyukai perbuatan seperti perzinahan, pembunuhan, dan kemudharatan yang akan membuat manusia sebagai pelakunya berakhir dengan siksa api neraka. Muliakanlah Allah dengan berdoa dan berdzikir kepadaNya karena dengan begitu Allah SWT akan memberikan nikmat kepadamu dan melindungi dari perhitungan akherat yang terasa pedih. Download Murottal Surat al-Israa’ MP3 Murottal Al-Isra / Misyari Rasyid Dengan Terjemah Ngaji Al-Isra / Abdul Basith Abdus Shamad Audio Al-Isra / Abdurrahman as-Sudais MP3 Al-Isra / Abdullah al-Mathrud Tilawah Al-Isra / Abu Bakar asy-Syathiri Murottal Al-Isra / Mahmud Khalil al-Husary Murattal Al-Isra / Imad al-Mansary Qiro’ah Al-Isra / Sa’ad al-Ghamidy Bacaan Al-Isra / Misyari Rasyid Ngaji Al-Isra / Hani ar-Rifa’i Audio Al-Isra / Ahmad bin Ali al-’Ajmy MP3 Al-Isra / Muhammad Ayyub Tilawah Al-Isra / Mahir Muaiqaly Murottal Al-Isra / Ali Bashfar Murottal Al-Isra / Su’ud Asy-Syuraim Qiro’ah Al-Isra / Shalah Bukhatir Bacaan Al-Isra / Yasser ad-Dausary Bacaan Al-Isra / Bandar Balila Audio Al-Isra / Abdurrahman al-Ausy MP3 Al-Isra / Abdul Aziz az-Zahrani Tilawah Al-Isra / Ali Hudzaifi Murottal Al-Isra / Faris Abbad Murattal Al-Isra / Ali Jabir Qiro’ah Al-Isra / Muhammad Jibril Bacaan Al-Isra / Nabil ar-Rifa’i Ngaji Al-Isra / Muhammad Shiddiq al-Minshawy Audio Al-Isra / Nassir al-Qatamy MP3 Al-Isra / Khalifa at-Tunaijy Tilawah Anak Al-Isra / Ahmad Misbahy Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ Subḥānal-lażī asrā biabdihī lailam minal-masjidil ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣal-lażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samīul-baṣīru. Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. وَاٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَلَّا تَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلًاۗ Wa ātainā mūsal-kitāba wa jaalnāhu hudal libanī isrā'īla allā tattakhiżū min dūnī wakīlān. Kami memberi Musa Kitab Taurat dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi Bani Israil dengan firman, “Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku. ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۗ اِنَّهٗ كَانَ عَبْدًا شَكُوْرًا Żurriyyata man ḥamalnā maa nūḥin, innahū kāna abdan syakūrān. Wahai keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh, sesungguhnya dia Nuh adalah hamba Allah yang banyak bersyukur.” وَقَضَيْنَآ اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ فِى الْكِتٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيْرًا Wa qaḍainā ilā banī isrā'īla fil-kitābi latufsidunna fil-arḍi marrataini wa latalunna uluwwan kabīrān. Kami wahyukan kepada Bani Israil di dalam Kitab Taurat itu, “Kamu benar-benar akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan benar-benar akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا Fa iżā jā'a wadu ūlāhumā baaṡnā alaikum ibādal lanā ulī ba'sin syadīdin fa jāsū khilālad-diyāri, wa kāna wadam mafūlān. Apabila datang saat kerusakan yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana. ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَاَمْدَدْنٰكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَجَعَلْنٰكُمْ اَكْثَرَ نَفِيْرًا Ṡumma radadnā lakumul-karrata alaihim wa amdadnākum bi'amwāliw wa banīna wa jaalnākum akṡara nafīrān. Kemudian, Kami memberikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka, membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, dan menjadikanmu kelompok yang lebih besar. اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا In aḥsantum aḥsantum li'anfusikum, wa in asa'tum fa lahā, fa iżā jā'a wadul-ākhirati liyasū'ū wujūhakum wa liyadkhulal-masjida kamā dakhalūhu awwala marratiw wa liyutabbirū mā alau tatbīrān. Jika berbuat baik, berarti kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, kerugian dari kejahatan itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat kerusakan yang kedua, Kami bangkitkan musuhmu untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid Baitulmaqdis sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai. عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يَّرْحَمَكُمْۚ وَاِنْ عُدْتُّمْ عُدْنَاۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ حَصِيْرًا Asā rabbukum ay yarḥamakum, wa in uttum udnā, wa jaalnā jahannama lil-kāfirīna ḥaṣīrān. Mudah-mudahan Tuhanmu melimpahkan rahmat kepadamu. Akan tetapi, jika kamu kembali melakukan kejahatan, niscaya Kami kembali mengazabmu. Kami jadikan neraka Jahanam sebagai penjara bagi orang-orang kafir. اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ Inna hāżal-qur'āna yahdī lil-latī hiya aqwamu wa yubasysyirul-mu'minīnal-lażīna yamalūnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran kabīrān. Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar وَّاَنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا ࣖ Wa annal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati atadnā lahum ażāban alīmān. dan sesungguhnya bagi orang-orang yang tidak beriman pada akhirat telah Kami sediakan bagi mereka azab yang sangat pedih. وَيَدْعُ الْاِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاۤءَهٗ بِالْخَيْرِۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًا Wa yadul-insānu bisy-syarri duā'ahū bil-khairi, wa kānal-insānu ajūlān. Manusia seringkali berdoa untuk mendapatkan keburukan sebagaimana biasanya berdoa untuk mendapatkan kebaikan. Manusia itu sifatnya tergesa-gesa. وَجَعَلْنَا الَّيْلَ وَالنَّهَارَ اٰيَتَيْنِ فَمَحَوْنَآ اٰيَةَ الَّيْلِ وَجَعَلْنَآ اٰيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنٰهُ تَفْصِيْلًا Wa jaalnal-laila wan-nahāra āyataini fa maḥaunā āyatal-laili wa jaalnā āyatan-nahāri mubṣiratal litabtagū faḍlam mir rabbikum wa litalamū adadas-sinīna wal-ḥisāba, wa kulla syai'in faṣṣalnāhu tafṣīlān. Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda kebesaran Kami. Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang agar kamu dapat mencari karunia dari Tuhanmu dan mengetahui bilangan tahun serta perhitungan waktu. Segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci. وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا Wa kulla insānin alzamnāhu ṭā'irahū fī unuqihī, wa nukhriju lahū yaumal-qiyāmati kitābay yalqāhu mansyūrān. Setiap manusia telah Kami kalungkan catatan amal perbuatannya di lehernya. Pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang dia terima dalam keadaan terbuka. اِقْرَأْ كِتٰبَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ Iqra' kitābaka, kafā binafsikal-yauma alaika ḥasībān. Dikatakan, “Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai penghitung atas amal dirimu.” مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا Manihtadā fa innamā yahtadī linafsihī, wa man ḍalla fa innamā yaḍillu alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, wa mā kunnā muażżibīna ḥattā nabaṡa rasūlān. Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya akibat kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa seseorang hingga Kami mengutus seorang rasul. وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا Wa iżā aradnā an nuhlika qaryatan amarnā mutrafīhā fa fasaqū fīhā fa ḥaqqa alaihal-qaulu fa dammarnāhā tadmīrān. Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu agar menaati Allah. Lalu, mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu sehingga pantaslah berlaku padanya perkataan azab Kami. Maka, Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. وَكَمْ اَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْۢ بَعْدِ نُوْحٍۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا Wa kam ahlaknā minal-qurūni mim badi nūḥin, wa kafā birabbika biżunūbi ibādihī khabīram baṣīrān. Banyak generasi setelah Nuh yang telah Kami binasakan. Cukuplah Tuhanmu sebagai Zat Yang Mahateliti lagi Maha Melihat dosa-dosa hamba-Nya. مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهٗ فِيْهَا مَا نَشَاۤءُ لِمَنْ نُّرِيْدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهٗ جَهَنَّمَۚ يَصْلٰىهَا مَذْمُوْمًا مَّدْحُوْرًا Man kāna yurīdul-ājilata ajjalnā lahū fīhā mā nasyā'u liman nurīdu ṡumma jaalnā lahū jahannama, yaṣlāhā mażmūmam madḥūrān. Siapa yang menghendaki kehidupan sekarang duniawi Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang Kami kehendaki bagi siapa yang Kami kehendaki. Kemudian, Kami sediakan baginya neraka Jahanam. Dia akan memasukinya dalam keadaan tercela lagi terusir dari rahmat Allah. وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا Wa man arādal-ākhirata wa saā lahā sayahā wa huwa mu'minun fa ulā'ika kāna sayuhum masykūrān. Siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, dan dia adalah mukmin, mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. كُلًّا نُّمِدُّ هٰٓؤُلَاۤءِ وَهٰٓؤُلَاۤءِ مِنْ عَطَاۤءِ رَبِّكَ ۗوَمَا كَانَ عَطَاۤءُ رَبِّكَ مَحْظُوْرًا Kullan numiddu hā'ulā'i wa hā'ulā'i min aṭā'i rabbika, wa mā kāna aṭā'u rabbika maḥẓūrān. Tiap-tiap golongan, baik golongan ini yang menginginkan dunia maupun golongan itu yang menginginkan akhirat Kami berikan anugerah dari kemurahan Tuhanmu dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. اُنْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ وَلَلْاٰخِرَةُ اَكْبَرُ دَرَجٰتٍ وَّاَكْبَرُ تَفْضِيْلًا Unẓur kaifa faḍḍalnā baḍahum alā baḍin, wa lal-ākhiratu akbaru darajātiw wa akbaru tafḍīlān. Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Sungguh kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya. لَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُوْمًا مَّخْذُوْلًا ࣖ Lā tajal maallāhi ilāhan ākhara fa taquda mażmūmam makhżūlān. Janganlah engkau menjadikan tuhan yang lain bersama Allah sebab nanti engkau menjadi tercela lagi terhina. ۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا Wa qaḍā rabbuka allā tabudū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānān, immā yabluganna indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā falā taqul lahumā uffiw wa lā tanhar humā wa qul lahumā qaulan karīmān. Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ Wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbirḥamhumā kamā rabbayānī ṣagīrān. Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua menyayangiku ketika mendidik aku pada waktu kecil.” رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْ ۗاِنْ تَكُوْنُوْا صٰلِحِيْنَ فَاِنَّهٗ كَانَ لِلْاَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا Rabbukum alamu bimā fī nufūsikum, in takūnū ṣāliḥīna fa innahū kāna lil-awwābīna gafūrān. Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Jika kamu adalah orang-orang yang saleh, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat. وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا Wa āti żal-qurbā ḥaqqahū wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrān. Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, juga kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا Innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīni, wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī kafūrān. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا Wa immā turiḍanna anhumubtigā'a raḥmatim mir rabbika tarjūhā faqul lahum qaulam maisūrān. Jika tidak mampu membantu sehingga engkau terpaksa berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut. وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا Wa lā tajal yadaka maglūlatan ilā unuqika wa lā tabsuṭhā kullal-basṭi fa taquda malūmam maḥsūrān. Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu kikir dan jangan pula engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal. اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا ࣖ Inna rabbaka yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdiru, innahū kāna biibādihī khabīram baṣīrān. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan -nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya. وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāqin, naḥnu narzuquhum wa iyyākum, inna qatlahum kāna khiṭ'an kabīrān. Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar. وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا Wa lā taqrabuz-zinā innahū kāna fāḥisyahtan, wa sā'a sabīlān. Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk. وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا Wa lā taqtulun-nafsal-latī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi, wa man qutila maẓlūman faqad jaalnā liwaliyyihī sulṭānan falā yusrif fil-qatli, innahū kāna manṣūrān. Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah membunuhnya, kecuali dengan suatu alasan yang benar. Siapa yang dibunuh secara teraniaya, sungguh Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya. Akan tetapi, janganlah dia walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan kisas. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan. وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا Wa lā taqrabū mālal-yatīmi illā bil-latī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddahū, wa aufū bil-ahdi, innal-ahda kāna mas'ūlān. Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang terbaik dengan mengembangkannya sampai dia dewasa dan penuhilah janji karena sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya. وَاَوْفُوا الْكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا Wa auful-kaila iżā kiltum wa zinū bil-qisṭāsil-mustaqīmi, żālika khairuw wa aḥsanu ta'wīlān. Sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang paling baik dan paling bagus akibatnya. وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا Wa lā taqfu mā laisa laka bihī ilmun, innas-sama wal-baṣara wal-fu'āda kullu ulā'ika kāna anhu mas'ūlān. Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا Wa lā tamsyi fil-arḍi marahān, innaka lan takhriqal-arḍa wa lan tablugal-jibāla ṭūlān. Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. كُلُّ ذٰلِكَ كَانَ سَيِّئُهٗ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوْهًا Kullu żālika kāna sayyi'uhū inda rabbika makrūhān. Kejahatan dari semua larangan itu dibenci di sisi Tuhanmu. ذٰلِكَ مِمَّآ اَوْحٰٓى اِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِۗ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتُلْقٰى فِيْ جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا Żālika mimmā auḥā ilaika rabbuka minal-ḥikmahti, wa lā tajal maallāhi ilāhan ākhara fa tulqā fī jahannama malūmam madḥūrān. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepada engkau Nabi Muhammad. Janganlah engkau menjadikan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi terusir dari rahmat Allah. اَفَاَصْفٰىكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِيْنَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنَاثًاۗ اِنَّكُمْ لَتَقُوْلُوْنَ قَوْلًا عَظِيْمًا ࣖ Afa aṣfākum rabbukum bil-banīna wattakhaża minal-malā'ikati ināṡān, innakum lataqūlūna qaulan aẓīmān. Apakah pantas Tuhanmu memilihkan anak laki-laki untukmu, sedangkan Dia menjadikan malaikat sebagai anak perempuan? Sesungguhnya kamu kaum musyrik benar-benar mengucapkan perkataan yang dosanya sangat besar. وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لِيَذَّكَّرُوْاۗ وَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا نُفُوْرًا Wa laqad ṣarrafnā fī hāżal-qur'āni liyażżakkarū, wa mā yazīduhum illā nufūrān. Sungguh telah Kami jelaskan berulang-ulang peringatan dalam Al-Qur’an ini agar mereka selalu ingat. Akan tetapi, peringatan itu tidak menambah apa pun kepada mereka, kecuali makin lari dari kebenaran. قُلْ لَّوْ كَانَ مَعَهٗ ٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا Qul lau kāna maahū ālihatun kamā yaqūlūna iżal labtagau ilā żil-arsyi sabīlān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Seandainya ada tuhan-tuhan lain di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan Pemilik ʻArasy untuk mengalahkan atau menyaingi-Nya.” سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَقُوْلُوْنَ عُلُوًّا كَبِيْرًا Subḥānahū wa taālā ammā yaqūlūna uluwwan kabīrān. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang agung. تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا Tusabbiḥu lahus-samāwātus-sabu wal-arḍu wa man fīhinna, wa im min syai'in illā yusabbiḥu biḥamdihī wa lākil lā tafqahūna tasbīḥahum, innahū kāna ḥalīman gafūrān. Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. وَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُوْرًاۙ Wa iżā qara'tal-qur'āna jaalnā bainaka wa bainal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati ḥijābam mastūrān. Apabila engkau Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an, Kami adakan suatu tabir yang tertutup antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman pada kehidupan akhirat. وَّجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِى الْقُرْاٰنِ وَحْدَهٗ وَلَّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِهِمْ نُفُوْرًا Wa jaalnā alā qulūbihim akinnatan ay yafqahūhu wa fī āżānihim waqrān, wa iżā żakarta rabbaka fil-qur'āni waḥdahū wallau alā adbārihim nufūrān. Kami jadikan di atas hati mereka penutup-penutup sesuai dengan kehendak dan sikap mereka sehingga mereka tidak memahaminya dan di telinga mereka ada penyumbat sehingga tidak mendengarnya. Apabila engkau menyebut nama Tuhanmu saja dalam Al-Qur’an, mereka berpaling ke belakang melarikan diri karena benci. نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَسْتَمِعُوْنَ بِهٖٓ اِذْ يَسْتَمِعُوْنَ اِلَيْكَ وَاِذْ هُمْ نَجْوٰٓى اِذْ يَقُوْلُ الظّٰلِمُوْنَ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسْحُوْرًا Naḥnu alamu bimā yastamiūna bihī iż yastamiūna ilaika wa iż hum najwā iż yaqūluẓ-ẓālimūna in tattabiūna illā rajulam masḥūrān. Kami lebih tahu bagaimana sikap mereka mendengarkan Al-Qur’an saat mereka mendengarkan engkau Nabi Muhammad dan berbisik-bisik sesama mereka ketika orang-orang zalim itu berkata, “Kamu tidak mengikuti siapa pun, kecuali seorang laki-laki yang kena sihir.” اُنْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ فَضَلُّوْا فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَبِيْلًا Unẓur kaifa ḍarabū lakal-amṡāla fa ḍallū falā yastaṭīūna sabīlān. Perhatikanlah Nabi Muhammad bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan yang buruk tentang engkau! Maka, sesatlah mereka sehingga tidak sanggup mendapatkan jalan untuk menentang kerasulanmu. وَقَالُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا وَّرُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا Wa qālū a'iżā kunnā iẓāmaw wa rufātan a'innā lamabūṡūna khalqan jadīdān. Mereka berkata, “Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan kepingan-kepingan yang berserakan, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?” ۞ قُلْ كُوْنُوْا حِجَارَةً اَوْ حَدِيْدًاۙ Qul kūnū ḥijāratan au ḥadīdān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Jadilah kamu batu atau besi, اَوْ خَلْقًا مِّمَّا يَكْبُرُ فِيْ صُدُوْرِكُمْ ۚفَسَيَقُوْلُوْنَ مَنْ يُّعِيْدُنَاۗ قُلِ الَّذِيْ فَطَرَكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ فَسَيُنْغِضُوْنَ اِلَيْكَ رُءُوْسَهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هُوَۗ قُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ قَرِيْبًا Au khalqam mimmā yakburu fī ṣudūrikum, fa sayaqūlūna may yuīdunā, qulil-lażī faṭarakum awwala marrahtin, fa sayun-giḍūna ilaika ru'ūsahum wa yaqūlūna matā huwa, qul asā ay yakūna qarībān. atau jadilah makhluk lain yang tidak mungkin hidup kembali menurut pikiranmu maka Allah akan tetap menghidupkannya kembali.” Kemudian, mereka akan bertanya, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pertama kali.” Mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadamu karena takjub dan berkata, “Kapan kiamat itu akan terjadi?” Katakanlah, “Barangkali waktunya sudah dekat,” يَوْمَ يَدْعُوْكُمْ فَتَسْتَجِيْبُوْنَ بِحَمْدِهٖ وَتَظُنُّوْنَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا ࣖ Yauma yadūkum fa tastajībūna biḥamdihī wa taẓunnūna il labiṡtum illā qalīlān. yaitu pada hari ketika Dia memanggilmu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan mengira tidak berdiam di bumi kecuali hanya sebentar. وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا Wa qul liibādī yaqūlul-latī hiya aḥsanu, innasy-syaiṭāna yanzagu bainahum, innasy-syaiṭāna kāna lil-insāni aduwwam mubīnān. Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik dan benar. Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِكُمْ اِنْ يَّشَأْ يَرْحَمْكُمْ اَوْ اِنْ يَّشَأْ يُعَذِّبْكُمْۗ وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ وَكِيْلًا Rabbukum alamu bikum, iy yasya' yarḥamkum au iy yasya' yuażżibkum, wa mā arsalnāka alaihim wakīlān. Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia merahmatimu dan jika Dia menghendaki, niscaya Dia mengazabmu. Kami tidaklah mengutusmu Nabi Muhammad sebagai penjaga bagi mereka. وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِمَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ وَّاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا Wa rabbuka alamu biman fis-samāwāti wal-arḍi, wa laqad faḍḍalnā baḍan nabiyyīna alā baḍiw wa ātainā dāwūda zabūrān. Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Sungguh, Kami telah melebihkan sebagian nabi-nabi atas sebagian yang lain dan Kami anugerahkan Zabur kepada Daud. قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلًا Qulidul-lażīna zaamtum min dūnihī falā yamlikūna kasyfaḍ-ḍurri ankum wa lā taḥwīlān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Serulah mereka yang kamu anggap tuhan selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula mampu mengalihkannya.” اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهٗ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهٗۗ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوْرًا Ulā'ikal-lażīna yadūna yabtagūna ilā rabbihimul-wasīlata ayyuhum aqrabu wa yarjūna raḥmatahū wa yakhāfūna ażābahū, inna ażāba rabbika kāna maḥżūrān. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan masing-masing berharap siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah. Mereka juga mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya, azab Tuhanmu itu adalah yang harus ditakuti. وَاِنْ مِّنْ قَرْيَةٍ اِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوْهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيٰمَةِ اَوْ مُعَذِّبُوْهَا عَذَابًا شَدِيْدًاۗ كَانَ ذٰلِكَ فىِ الْكِتٰبِ مَسْطُوْرًا Wa im min qaryatin illā naḥnu muhlikūhā qabla yaumil-qiyāmati au muażżibūhā ażāban syadīdān, kāna żālika fil-kitābi masṭūrān. Tidak ada suatu negeri pun yang durhaka penduduknya, kecuali Kami membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami siksa penduduk-nya dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab Lauh Mahfuz. وَمَا مَنَعَنَآ اَنْ نُّرْسِلَ بِالْاٰيٰتِ اِلَّآ اَنْ كَذَّبَ بِهَا الْاَوَّلُوْنَۗ وَاٰتَيْنَا ثَمُوْدَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوْا بِهَاۗ وَمَا نُرْسِلُ بِالْاٰيٰتِ اِلَّا تَخْوِيْفًا Wa mā manaanā an nursila bil-āyāti illā an każżaba bihal-awwalūna, wa ātainā ṡamūdan-nāqata mubṣiratan fa ẓalamū bihā, wa mā nursilu bil-āyāti illā takhwīfān. Tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan Kami, melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang terdahulu. Kami telah berikan kepada kaum Samud unta betina sebagai mukjizat yang jelas, tetapi mereka menganiayanya dengan menyembelihnya. Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu kecuali untuk menakut-nakuti. وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا ࣖ Wa iż qulnā laka inna rabbaka aḥāṭa bin-nāsi, wa mā jaalnar-ru'yal-latī araināka illā fitnatal lin-nāsi wasy-syajaratal malūnata fil-qur'āni, wa nukhawwifuhum, famā yazīduhum illā ṭugyānan kabīrān. Ingatlah ketika Kami berfirman kepadamu, “Sesungguhnya Tuhanmu dengan ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi seluruh manusia.” Kami tidak menjadikan ru’yā yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan begitu pula pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ قَالَ ءَاَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِيْنًاۚ Wa iż qulnā lil-malā'ikatisjudū li'ādama fa sajadū illā iblīsa, qāla a'asjudu liman khalaqta ṭīnān. Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam.” Mereka pun sujud, tetapi Iblis enggan. Ia Iblis berkata, “Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” قَالَ اَرَاَيْتَكَ هٰذَا الَّذِيْ كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَىِٕنْ اَخَّرْتَنِ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَاَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلًا Qāla ara'aitaka hāżal-lażī karramta alayya la'in akhkhartani ilā yaumil-qiyāmati la'aḥtanikanna żurriyyatahū illā qalīlān. Ia Iblis berkata, “Terangkanlah kepadaku tentang orang ini yang lebih Engkau muliakan daripada aku. Sungguh, jika Engkau memberi tenggang waktu kepadaku sampai hari Kiamat, niscaya aku benar-benar akan menyesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.” قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَاِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاۤؤُكُمْ جَزَاۤءً مَّوْفُوْرًا Qālażhab faman tabiaka minhum fa inna jahannama jazā'ukum jazā'am maufūrān. Dia Allah berfirman, “Pergilah, siapa saja di antara mereka yang mengikuti kamu, sesungguhnya neraka Jahanamlah balasanmu semua sebagai balasan yang sempurna. وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا Wastafziz manistaṭata minhum biṣautika wa ajlib alaihim bikhailika wa rajilika wa syārikūhum fil-amwāli wal-aulādi wa idhum, wa mā yaiduhumusy-syaiṭānu illā gurūrān. Perdayakanlah wahai Iblis siapa saja di antara mereka yang engkau sanggup dengan ajakanmu. Kerahkanlah pasukanmu yang berkuda dan yang berjalan kaki terhadap mereka. Bersekutulah dengan mereka dalam harta dan anak-anak, lalu berilah janji kepada mereka.” Setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ وَكِيْلًا Inna ibādī laisa laka alaihim sulṭānun, wa kafā birabbika wakīlān. Allah berfirman lagi, “Sesungguhnya tidak ada kekuasaan bagimu Iblis atas hamba-hamba-Ku yang mukmin. Cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga mereka darimu.” رَبُّكُمُ الَّذِيْ يُزْجِيْ لَكُمُ الْفُلْكَ فِى الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا Rabbukumul-lażī yuzjī lakumul-fulka fil-baḥri litabtagū min faḍlihī, innahū kāna bikum raḥīmān. Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu agar kamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu. وَاِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُوْنَ اِلَّآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا نَجّٰىكُمْ اِلَى الْبَرِّ اَعْرَضْتُمْۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ كَفُوْرًا Wa iżā massakumuḍ-ḍurru fil-baḥri ḍalla man tadūna illā iyyāhu, falammā najjākum ilal-barri araḍtum, wa kānal-insānu kafūrān. Apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang kamu seru, kecuali Dia. Akan tetapi, ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling dari-Nya. Manusia memang selalu ingkar. اَفَاَمِنْتُمْ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ اَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا تَجِدُوْا لَكُمْ وَكِيْلًا ۙ Afa amintum ay yakhsifa bikum jānibal-barri au yursila alaikum ḥaṣiban ṡumma lā tajidū lakum wakīlān. Apakah kamu merasa aman dari kemungkinan Dia akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau mengirimkan kerikil, lalu kamu tidak akan mendapati seorang pun sebagai pelindung? اَمْ اَمِنْتُمْ اَنْ يُّعِيْدَكُمْ فِيْهِ تَارَةً اُخْرٰى فَيُرْسِلَ عَلَيْكُمْ قَاصِفًا مِّنَ الرِّيْحِ فَيُغْرِقَكُمْ بِمَا كَفَرْتُمْۙ ثُمَّ لَا تَجِدُوْا لَكُمْ عَلَيْنَا بِهٖ تَبِيْعًا Am amintum ay yuīdakum fīhi tāratan ukhrā fa yursila alaikum qāṣifam minar-rīḥi fa yugriqakum bimā kafartum, ṡumma lā tajidū lakum alainā bihī tabīān. Ataukah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan mengembalikanmu ke laut sekali lagi, lalu mengirimkan angin topan kepadamu dan menenggelamkanmu disebabkan kekufuranmu, kemudian kamu tidak akan mendapati seorang penolong pun dalam menghadapi siksaan Kami? ۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ Wa laqad karramnā banī ādama wa ḥamalnāhum fil-barri wal-baḥri wa razaqnāhum minaṭ-ṭayyibāti wa faḍḍalnāhum alā kaṡīrim mimman khalaqnā tafḍīlān. Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. يَوْمَ نَدْعُوْا كُلَّ اُنَاسٍۢ بِاِمَامِهِمْۚ فَمَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ يَقْرَءُوْنَ كِتٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا Yauma nadū kulla unāsim bi'imāmihim, faman ūtiya katābahū biyamīnihī fa ulā'ika yaqra'ūna kitābahum wa lā yuẓlamūna fatīlān. Ingatlah pada hari ketika Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya. Maka, siapa yang diberi catatan amalnya di tangan kanannya, mereka akan membaca catatannya dengan bahagia dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun. وَمَنْ كَانَ فِيْ هٰذِهٖٓ اَعْمٰى فَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ اَعْمٰى وَاَضَلُّ سَبِيْلًا Wa man kāna fī hāżihī amā fa huwa fil-ākhirati amā wa aḍallu sabīlān. Siapa yang buta hatinya di dunia ini, di akhirat pun dia pasti buta dan lebih tersesat jalannya. وَاِنْ كَادُوْا لَيَفْتِنُوْنَكَ عَنِ الَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهٗۖ وَاِذًا لَّاتَّخَذُوْكَ خَلِيْلًا Wa in kādū layaftinūnaka anil-lażī auḥainā ilaika litaftariya alainā gairahū, wa iżal lattakhażūka khalīlān. Sesungguhnya mereka hampir memalingkan engkau Nabi Muhammad dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami. Jika demikian, tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia. وَلَوْلَآ اَنْ ثَبَّتْنٰكَ لَقَدْ كِدْتَّ تَرْكَنُ اِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيْلًا ۙ Wa lau lā an ṡabbatnāka laqad kitta tarkanu ilaihim syai'an qalīlān. Seandainya Kami tidak memperteguh hati-mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka. اِذًا لَّاَذَقْنٰكَ ضِعْفَ الْحَيٰوةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيْرًا Iżal-la'ażaqnāka ḍifal-ḥayāti wa ḍifal-mamāti ṡumma lā tajidu laka alainā naṣīrān. Jika demikian, tentu akan Kami rasakan kepadamu siksaan dua kali lipat di dunia dan dua kali lipat setelah mati. Kemudian, engkau Nabi Muhammad tidak akan mendapati seorang penolong pun terhadap Kami. وَاِنْ كَادُوْا لَيَسْتَفِزُّوْنَكَ مِنَ الْاَرْضِ لِيُخْرِجُوْكَ مِنْهَا وَاِذًا لَّا يَلْبَثُوْنَ خِلٰفَكَ اِلَّا قَلِيْلًا Wa in kādū layastafizzūnaka minal-arḍi liyukhrijūka minhā wa iżal lā yalbaṡūna khilāfaka illā qalīlān. Sesungguhnya mereka hampir membuatmu Nabi Muhammad gelisah di negeri Makkah untuk mengusirmu dari negeri itu. Kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal bertahan, kecuali sebentar saja. سُنَّةَ مَنْ قَدْ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُّسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيْلًا ࣖ Sunnata man qad arsalnā qablaka mir rusulinā wa lā tajidu lisunnatinā taḥwīlān. Yang demikian itu merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang benar-benar Kami utus sebelum engkau dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami. اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا Aqimiṣ-ṣalāta lidulūkisy-syamsi ilā gasaqil-laili wa qur'ānal-fajri, inna qur'ānal-fajri kāna masyhūdān. Dirikanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan laksanakan pula salat Subuh! Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan oleh malaikat. وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا Wa minal-laili fa tahajjad bihī nāfilatal laka, asā ay yabaṡaka rabbuka maqāmam maḥmūdān. Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا Wa qur rabbi adkhilnī mudkhala ṣidqiw wa akhrijnī mukhraja ṣidqiw wajal lī mil ladunka sulṭānan naṣīrān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat dan keadaan apa saja dengan cara yang benar, keluarkan pula aku dengan cara yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong-ku. وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا Wa qul jā'al-ḥaqqu wa zahaqal-bāṭilu, innal-bāṭila kāna zahūqān. Katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap. وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا Wa nunazzilu minal-qur'āni mā huwa syifā'uw wa raḥmatul lil-mu'minīna, wa lā yazīduẓ-ẓālimīna illā khasārān. Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim Al-Qur’an itu hanya akan menambah kerugian. وَاِذَآ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِنْسَانِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَـُٔوْسًا Wa iżā anamnā alal-insāni araḍa wa na'ā bijānibihī, wa iżā massahusy-syarru kāna ya'ūsān. Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dari Allah dengan sombong. Namun, apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa. قُلْ كُلٌّ يَّعْمَلُ عَلٰى شَاكِلَتِهٖۗ فَرَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ اَهْدٰى سَبِيْلًا ࣖ Qul kulluy yamalu alā syākilatihī, fa rabbukum alamu biman huwa ahdā sabīlān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا Wa yas'alūnaka anir-rūḥi, qulir-rūḥu min amri rabbī wa mā ūtītum minal-ilmi illā qalīlān. Mereka bertanya kepadamu Nabi Muhammad tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.” وَلَىِٕنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهٖ عَلَيْنَا وَكِيْلًاۙ؉؉ Wa la'in syi'nā lanażhabanna bil-lażī auḥainā ilaika ṡumma lā tajidu laka bihī alainā wakīlān. Sungguh, jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Nabi Muhammad dan engkau tidak akan mendapatkan untuk dirimu seorang pembela pun terhadap Kami. اِلَّا رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَۗ اِنَّ فَضْلَهٗ كَانَ عَلَيْكَ كَبِيْرًا Illā raḥmatam mir rabbika, inna faḍalahū kāna alaika kabīrān. Akan tetapi, Kami tetap mengabadikan Al-Qur’an karena rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu Nabi Muhammad sangat besar. قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا Qul la'inijtamaatil-insu wal-jinnu alā ay ya'tū bimiṡli hāżal-qur'āni lā ya'tūna bimiṡlihī wa lau kāna baḍuhum libaḍin ẓahīrān. Katakanlah, “Sungguh, jika manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat mendatangkan yang serupa dengannya, sekalipun mereka membantu satu sama lainnya.” وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍۖ فَاَبٰىٓ اَكْثَرُ النَّاسِ اِلَّا كُفُوْرًا Wa laqad ṣarrafnā lin-nāsi fī hāżal-qur'āni min kulli maṡalin, fa abā akṡarun-nāsi illā kufūrān. Sungguh, Kami telah menjelaskan berulang-ulang segala perumpamaan dengan berbagai macam cara kepada manusia dalam Al-Qur’an ini, tetapi kebanyakan manusia tidak menginginkan kecuali kekufuran. وَقَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكَ حَتّٰى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْاَرْضِ يَنْۢبُوْعًاۙ Wa qālū lan nu'mina laka ḥattā tafjura lanā minal-arḍi yambūān. Mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kepadamu Nabi Muhammad sebelum engkau membuat mata air yang memancar dari bumi untuk kami, اَوْ تَكُوْنَ لَكَ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الْاَنْهٰرَ خِلٰلَهَا تَفْجِيْرًاۙ Au takūna laka jannatum min nakhīliw wa inabin fa tufajjiral-anhāra khilālahā tafjīrān. atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu engkau alirkan di celah-celahnya sungai yang deras alirannya, اَوْ تُسْقِطَ السَّمَاۤءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا اَوْ تَأْتِيَ بِاللّٰهِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ قَبِيْلًاۙ Au tusqiṭas-samā'a kamā zaamta alainā kisafan au ta'tiya billāhi wal-malā'ikati qabīlān. atau engkau jatuhkan langit berkeping-keping kepada kami, sebagaimana engkau telah katakan, atau engkau datangkan Allah dan para malaikat berhadapan muka dengan kami, اَوْ يَكُوْنَ لَكَ بَيْتٌ مِّنْ زُخْرُفٍ اَوْ تَرْقٰى فِى السَّمَاۤءِ ۗوَلَنْ نُّؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتّٰى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتٰبًا نَّقْرَؤُهٗۗ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّيْ هَلْ كُنْتُ اِلَّا بَشَرًا رَّسُوْلًا ࣖ Au yakūna laka baitum min zukhrufin au tarqā fis-samā'i, wa lan nu'mina liruqiyyika ḥattā tunazzila alainā kitāban naqra'uhū, qul subḥāna rabbī hal kuntu illā basyarar rasūlān. atau engkau mempunyai sebuah rumah yang terbuat dari emas, atau engkau naik ke langit dan kami tidak akan mempercayai kenaikanmu itu sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab untuk kami baca.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Mahasuci Tuhanku. Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰٓى اِلَّآ اَنْ قَالُوْٓا اَبَعَثَ اللّٰهُ بَشَرًا رَّسُوْلًا Wa mā manaan-nāsa ay yu'minū iż jā'ahumul-hudā illā an qālū abaaṡallāhu basyarar rasūlān. Tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk datang kepadanya, selain perkataan mereka, “Mengapa Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” قُلْ لَّوْ كَانَ فِى الْاَرْضِ مَلٰۤىِٕكَةٌ يَّمْشُوْنَ مُطْمَىِٕنِّيْنَ لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَلَكًا رَّسُوْلًا Qul lau kāna fil-arḍi malā'ikatuy yamsyūna muṭma'innīna lanazzalnā alaihim minas-samā'i malakar rasūlān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sekiranya di bumi ada para malaikat yang berjalan menetap dengan tenang, niscaya Kami turunkan kepada mereka malaikat dari langit untuk menjadi rasul.” قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا Qul kafā billāhi syahīdam bainī wa bainakum, innahū kāna biibādihī khabīram baṣīrān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” وَمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِۚ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِهٖۗ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَلٰى وُجُوْهِهِمْ عُمْيًا وَّبُكْمًا وَّصُمًّاۗ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنٰهُمْ سَعِيْرًا Wa may yahdillāhu fa huwal-muhtadi, wa may yuḍlil falan tajida lahum auliyā'a min dūnihī, wa naḥsyuruhum yaumal-qiyāmati alā wujūhihim umyaw wa bukmaw wa ṣummān, ma'wāhum jahannamu, kullamā khabat zidnāhum saīrān. Siapa yang dianugerahi petunjuk oleh Allah karena kecenderungan dan pilihannya terhadap kebaikan dialah yang mendapat petunjuk. Siapa yang Dia sesatkan, engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka. ذٰلِكَ جَزَاۤؤُهُمْ بِاَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا وَقَالُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا وَّرُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا Żālika jazā'uhum bi'annahum kafarū bi'āyātinā wa qālū a'iżā kunnā iẓāmaw wa rufātan a'innā lamabūṡūna khalqan jadīdān. Itulah balasan bagi mereka karena sesungguhnya mereka kufur kepada ayat-ayat Kami dan karena mereka berkata, “Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?” ۞ اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ قَادِرٌ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ اَجَلًا لَّا رَيْبَ فِيْهِۗ فَاَبَى الظّٰلِمُوْنَ اِلَّا كُفُوْرًا Awalam yarau annallāhal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa qādirun alā ay yakhluqa miṡlahum wa jaala lahum ajalal lā raiba fīhi, fa abaẓ-ẓālimūna illā kufūrān. Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Mahakuasa menciptakan yang serupa dengan mereka dan Mahakuasa menetapkan ajal kematian dan kebangkitan bagi mereka yang tidak diragukan lagi? Maka, orang-orang zalim itu tidak menginginkan kecuali kekufuran. قُلْ لَّوْ اَنْتُمْ تَمْلِكُوْنَ خَزَاۤىِٕنَ رَحْمَةِ رَبِّيْٓ اِذًا لَّاَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْاِنْفَاقِۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ قَتُوْرًا ࣖ Qul lau antum tamlikūna khazā'ina raḥmati rabbī iżal la'amsaktum khasy-yatal-infāqi, wa kānal-insānu qatūrān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sekiranya kamu memiliki khazanah rahmat Tuhanku, niscaya kamu tahan karena takut habis.” Manusia itu memang sangat kikir. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى تِسْعَ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ فَسْـَٔلْ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِذْ جَاۤءَهُمْ فَقَالَ لَهٗ فِرْعَوْنُ اِنِّيْ لَاَظُنُّكَ يٰمُوْسٰى مَسْحُوْرًا Wa laqad ātainā mūsā tisa āyātim bayyinātin fas'al banī isrā'īla iż jā'ahum fa qāla lahū firaunu innī la'aẓunnuka yā mūsā masḥūrān. Sungguh, Kami telah menganugerahkan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata. Maka, tanyakanlah kepada Bani Israil ketika dia datang kepada mereka lalu Firaun berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa engkau, wahai Musa, terkena sihir.” قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ اَنْزَلَ هٰٓؤُلَاۤءِ اِلَّا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ بَصَاۤىِٕرَۚ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّكَ يٰفِرْعَوْنُ مَثْبُوْرًا Qāla laqad alimta mā anzala hā'ulā'i illā rabbus-samāwāti wal-arḍi baṣā'ira, wa innī la'aẓunnuka yā firaunu maṡbūrān. Dia Musa menjawab, “Sungguh, engkau benar-benar telah mengetahui bahwa tidak ada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata. Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa engkau, wahai Firaun, terlaknat.” فَاَرَادَ اَنْ يَّسْتَفِزَّهُمْ مِّنَ الْاَرْضِ فَاَغْرَقْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ جَمِيْعًاۙ Fa arāda ay yastafizzahum minal arḍi fa agraqnāhu wa mam maahū jamīān. Kemudian, dia Firaun hendak mengusir mereka Musa dan pengikutnya dari bumi Mesir, maka Kami tenggelamkan dia Firaun beserta seluruh orang yang bersamanya. وَّقُلْنَا مِنْۢ بَعْدِهٖ لِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اسْكُنُوا الْاَرْضَ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيْفًاۗ Wa qulnā mim badihī libanī isrā'īlaskunul-arḍa fa iżā jā'a wadul-ākhirati ji'nā bikum lafīfān. Setelah itu Kami berfirman kepada Bani Israil, “Tinggallah di negeri ini! Apabila janji kebangkitan datang, niscaya Kami kumpulkan kamu dalam keadaan bercampur baur.” وَبِالْحَقِّ اَنْزَلْنٰهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَۗ وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا مُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۘ Wa bil-ḥaqqi anzalnāhu wa bil-ḥaqqi nazala, wa mā arsalnāka illā mubasysyiraw wa nażīrān. Kami menurunkannya Al-Qur’an dengan sebenarnya dan ia Al-Qur’an turun dengan membawa kebenaran. Kami mengutus engkau Nabi Muhammad hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا Wa qur'ānan faraqnāhu litaqra'ahū alan-nāsi alā mukṡiw wa nazzalnāhu tanzīlān. Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau Nabi Muhammad membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap. قُلْ اٰمِنُوْا بِهٖٓ اَوْ لَا تُؤْمِنُوْاۗ اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهٖٓ اِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ سُجَّدًاۙ Qul āminū bihī au lā tu'minū, innal-lażīna ūtul-ilma min qablihī iżā yutlā alaihim yakhirrūna lil-ażqāni sujjadān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Berimanlah kamu kepadanya Al-Qur’an atau tidak usah beriman itu sama saja bagi Allah! Sesungguhnya orang-orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah dengan bersujud.” وَّيَقُوْلُوْنَ سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُوْلًا Wa yaqūlūna subḥāna rabbinā in kāna wadu rabbinā lamafūlān. Mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami. Sesungguhnya janji Tuhan kami pasti terlaksana.” وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا ۩ Wa yakhirrūna lil-ażqāni yabkūna wa yazīduhum khusyūān. Mereka menyungkurkan wajah seraya menangis dan ia Al-Qur’an menambah kekhusyukan mereka. قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا Qulidullāha awidur-raḥmāna, ayyam mā tadū fa lahul-asmā'ul-ḥusnā, wa lā tajhar biṣalātika wa lā tukhāfit bihā wabtagi baina żālika sabīlān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Serulah Allah’ atau serulah Ar-Raḥmān’! Nama mana saja yang kamu seru, maka itu baik karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik Asmaulhusna. Janganlah engkau mengeraskan bacaan salatmu dan janganlah pula merendahkannya. Usahakan jalan tengah di antara kedua-nya!” وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا ࣖ Wa qulil-ḥamdu lillāhil-lażī lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahū syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahū waliyyum minaż-żulli wa kabbirhu takbīrān. Katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mengangkat seorang anak, tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan tidak memerlukan penolong dari kehinaan! Agungkanlah Dia setinggi-tingginya!”
Download and listen surah Al-Isra mp3 Listen to surah Choose Reciter Reading surah page Reciter warsh & qaloon The Holy Quran surah Al-Isra listening & Download surah Al-Isra In the voice of the most famous reciters of the Islamic world, humbled and recited recitations to listen and download in high quality in audio format and with direct links. The Holy Quran surah Al-Isra listening & Download surah Al-Isra surah Al-Isra listening andDownload with the voice of the most famous Quran reciterSelect Reciter and the Audio Qaf will be played automatically with the Download link appearing. Listen to Surah Al-Isra mp3 The Holy Quran mp3 Surah Al-Isra - Listen and download the voice of forty readers - Narrated by Hafs from Asim & Warsh from Nafi - Reading type intonation & Tajweed Choose the qari to download a surah Al-Isra Complete with high quality To download a surah Al-Isra mp3 whole Choose Reciter From the list Ahmed El Agamy Ibrahim Al-Akhdar Bandar Balila Khalid Al Jalil Hatem Fareed Khalifa Al Tunaiji Saad Al Ghamdi Saud Al Shuraim Al Shatri Salah Bukhatir Abdul Basit Al Ossi Abdul Rashid Sufi Az Zahrani Abdullah Basfar Abdullah Al Juhani Ali Al Hudhaifi Ali Jaber Al Shorbaji Fares Abbad Maher Al Muaiqly Mohamed Ayoub Al Muhaisni Muhammad Jibril Al Minshawi Al Hosary Mishari Al-afasi Nasser Al Qatami Wadih Al Yamani Yasser Al Dosari reading surah Al-Isra written surah Al-Isra written Hafs of Asim surah Al-Isra Narrated by Warsh from Nafi written surah Al-Isra Narrated by Qaloon from Nafi reading Download surah Al-Isra written pdf Download surah Al-Isra large font written Listen to the surah in page Reciter Ahmed El Agamy Ibrahim Al-Akhdar Bandar Balila Khalid Al Jalil Hatem Fareed Al Waer Khalifa Al Tunaiji Saad Al Ghamdi Saud Al Shuraim Al Shatri Salah Bukhatir Abdul Basit Abdulrahman Al Ossi Abdul Rashid Sufi Abdulaziz Az Zahrani Abdullah Basfar Al Johany Ali Al Hudhaifi Ali Jaber Ghassan Al Shorbaji Fares Abbad Maher Al Muaiqly Mohamed Ayoub Muhammad Al Muhaisni Muhammad Jibril Al Minshawi Al Hosary Mishari Al-afasi Nasser Al Qatami Wadih Al Yamani Yasser Al Dosari Listen to Surah Al-Isra warsh و Qaloon from Nafi surah Al-Isra Al-Ayoun Al-Kushi Warsh from Nafi surah Al-Isra Al Hosary - warsh Warsh from Nafi surah Al-Isra Abdul Basit - warsh Warsh from Nafi surah Al-Isra Yasin Al Jazairi Warsh from Nafi surah Al-Isra Abdul Hamid Ehsain Warsh from Nafi surah Al-Isra Omar Al-Qazabri Warsh from Nafi surah Al-Isra Al Hosary - qaloon Qaloon from Nafi surah Al-Isra Ali Al Hudhaifi - qaloon Qaloon from Nafi surah Al-Isra Hassan Saleh Hafs from Asim surah Al-Isra Mustafa Lahoni Hafs from Asim surah Al-Isra Hatem Fareed Al Waer Hafs from Asim surah Al-Isra Abdullah Kamel Hafs from Asim
download surat al isra